Rabu, 10 April 2019

Berburu Sunrise di Bromo

Bagi sebagian orang yang berwisata ke Kota Malang pasti destinasi tujuan yang satu ini sudah tak asing lagi.
Destinasi yang menjadi favorite wisatawan ini memang menyuguhkan panorama alam yang sangat indah.
Tak heran jika destinasi ini pernah dinobatkan sebagai wisata dengan panorama terbaik se-Asia.
Yappss gu

Bromo merupakan salah satu gunung api yang masih aktif yang berada dikawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Gunung Bromo terletak diantara 4 kabupaten yaitu kabupaten Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang, dan mempunyai ketinggian sekitar 2392 mdpl.
Berjarak sekitar 4jam dari pusat kota Malang.
Untuk mencapai lokasi ini sahabat traveler bisa lewat dari jalur Tumpang kabupaten Malang, Nongkojajar Kabupaten Pasuruan atau dari Cemoro lawang Probolinggo.
Akan tetapi kali ini aku memilih lewat jalur Tumpang Kabupaten Malang.
Selain jalur inilah yang paling dekat dari rumah, jalur ini juga menyajikan pemandangan yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Pada perjalanan kali ini kami berangkat berempat. Aku, dan satu teman cewekku,Dwi. Serta dua teman laki-laki kami Afri dan Anas.
Kami memilih hari sabtu-minggu karena hari itu kami berempat mempunyai waktu kosong.
Perjalanan dimulai pada hari sabtu pertengahan Juni tahun lalu, dengan meeting poin dirumah Anas,
yang kebetulan rumahnya searah dengan jalur yang akan kita lewati.


Sekitar pukul 14.00 kami sudah berkumpul dirumah Anas. Dengan berbekal perlengkapan camping dan logistik kita mulai perjalanan,
Kami mengendarai sepeda motor untuk menuju Gunung Bromo. Bagi kalian yang ingin mengunjungi Gunung Bromo bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa jeep.
Dan yang harus diperhatikan adalah kondisi kendaraan harus dalam keadaan fit ya sahabat traveler, karena jalan yang akan kita lalui adalah jalanan yang menanjak dan nanti juga akan melewati padang pasir.
Setelah satu jam berkendara kami memasuki kawasan perkebunan warga. Banyak tanaman yang ditaman disana, mulai dari sayur-mayur sampai dengan apel.
suasananya sangat sejuk dan oke banget kalau difoto, lelah kami pun terbayarkan. Kami sempat beristirahat di sebuah pos, yang letaknya di desa Ngadas.
Desa Ngadas ini merupakan Desa tertinggi yang ada diKabupaten Malang, berada di Kecamatan Poncokusumo,penduduk Desa Ngadas ini merupakan suku Tengger yang sebagian besar mata pencaharian sebagai petani.
Aroma budaya dan tradisi sangat kental terasa. Hawa sejuk kian lama berubah menjadi dingin, kamipun segera merapatkan jaket yang kami kenakan. Namun karena angin yang berhembus cukup kencang membuat perutku sedikit krengki,
sesekali bersendawa,wahh ini masuk angin, untungnya setiap kali perjalanan aku selalu sedia Tolak Angin. Selain rasanya yang enak, tolak angin juga ampuh mengatasi masuk angin, terutama saat di perjalanan seperti ini.
Setelah minum tolak angin dan dirasa kondisi sudah mulai fit, kamipun melanjutkan perjalanan.

Jalanan semakin menanjak, melewati bukit dan curam. Sahabat traveller harus benar-benar mahir dalam mengendarai kendaraan. Salah sedikit bisa fatal.
Setelah bersusah payah akhinya taraaaaa sampailah kami di pos penjagaan atau pos masuk kawasan TNBTS. Orang menyebutnya "Jemplang " dari atas bukit jempang pemandangan menajubkan tersuguhkan.
Hamparan gurun pasir yang luas seperti lautan pasir, dipadu dengan savana yang hijau, sungguh buat kita terperanga melihatnya.
Setelah mengambil beberapa foto dan membayar tiket masuk TNBTS, kami mulai menyusuri jalanan turun menuju padang pasir Bromo.
Tiket masuk TNBTS adalah Rp. 22.500 untuk weekday dan Rp. 27.500 untuk weekend.
Lagi-lagi keahlian berkendara kami diuji disini, tak jarang disini aku dan Dwi terpaksa jalan kaki karena sepeda motor yang kami kendarai mengalami selip ban.
Jalanan disini adalah pasir Gunung Bromo.Kebayang kan gimana licinnya.
Waktu menunjukkan pukul 17.00, kami harus segera bergegas mencari lokasi camping seperti yang sudah kami rencanakan sebelumnya.
Kami sengaja mencari lokasi yang masih sepi karena kami ingin merasakan ketenangan dan bisa mencari sunrise dikeesokan harinya.
Sebelum matahari tenggelam kami pilih lokasi di sebelah tenggara lautan pasir.
Kami Dengan bantuan lampu senter dan cahaya matahari yang mulai redup,kami berempat mulai memasang tenda masing-masing.
 Yayyy akhirnya tenda kami berhasil berdiri. Dua tenda kami saling bersampingan. Dengan teras tenda sengaja dijadikan satu yang nantinya akan kami gunakan untuk memasak.

Malam itu langit sangat cerah kami dapat menyaksikan gugusan bintang.Malam semakin larut, hawa dingin serasa menusuk tulang.Karena perut sudah keroncongan kami memutuskan untuk memasak. Dengan perlengkapan seadanya kami memasak menu makan malam kami, Soto ayam dan lontong.
Capeknya perjalanan ditambah dinginnya udara membuat kami sangat lahap makan dimalam itu. Sambil mendengarkan alunan lagu, kami ngobrol-ngobrol santai.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00 malam. Kami segera memasuki tenda masing-masing dan beristirahat.
Keesokan harinya sekitar pukul 05.00, kami bangun dan segera bergegas menyiapkan perlengkapan foto kami. Kita akan hunting sunrise.Beruntungnya lokasi camp yang kami pilih sangat tepat sehingga kami tak perlu jalan jauh untuk menyaksikan
matahari keluar dari persembunyiannya.
Hawa dingin dan kabut tipis mulai menyapa kami, untung sudah minum tolak angin kemarin, jadi gak bakal bisa deh si dewa angin nyerang aku lagi.heheheh
Tolak angin ini emang ampuh banget sih buat ngilangin yang namanya masuk angin, capek perjalanan atau pada saat merasa kedinginan seperti ini.
Pokoknya wajib deh dimasukkin pada list perlengkapan perjalanan sahabat traveler.

Beberapa saat kemudian sang fajarpun mulai menampakkan dirinya. Semburat jingga terlukis sempurna, sumpahh indah banget. Ditambah sesekali terdengar cuitan burung yang beterbangan bebas diatas kami, lengkap membuat suasana pagi itu menjadi pagi yang sempurna.
Bromo memang terkenal dengan atraksi sunrisenya. Banyak wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara jauh-jauh hanya untuk menyaksikan sunrise Bromo ini. Jajaran pegunungan yang ada di kawasan ini semakin membuat kesan eksotis untuk Gunung dengan jumlah wisatawan terbanyak setiap tahunnya.
Tak mau ketinggalan momen kami langsung deh jepret-jepret. Anas dan Afri asik dengan kamera dan tripodnya, sedangkan aku dan Dwi sibuk selfi deh, heheheh namanya juga wanita.
Pokoknya sahabat traveler jika ingin menikmati sunrise di Bromo jangan lupa deh siapin kamera dan perlengkapannya karena sayang banget untuk dilewatkan.
Matahari mulai tinggi, kami segera membereskan tenda dan sarapan. Tujuan selanjutnya adalah lautan pasir Bromo. Butuh sekitar 30 menit dari lokasi kami camp.
Gunung Bromo identi dengan lautan pasirnya. Dengan luas sekitar 5.920 ha.Lautan Pasir Bromo merupakan kawah atau kaldera dari gunung purba Tengger yang meletus, kebayangkan betapa gedenya gunung purba tengger kalau kawahnya aja seluas itu.
Lautan pasir ini disebut juga pasir berbisik karena jika terkena angin pasir ini akan beterbangan dan menimbulkan suasa seperti bisikan lirih. Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi lautan pasir ini dalah pada usim kemarau, karena pasirnya sedang dalam kondisi kering sehingga tidak banyak debu dan tentunya pemandangannya sangat indah.
Di lautan pasir ini banyak sekali wisatawan yang berfoto-foto ria. Tak jarang lautan pasir ini dijadikan lokasi pre wedding atau lokasi pemotretan.


Tak afdol rasanya ke Bromo jika tidak melihat kawah Gunung Bromo. Namun untuk mencapai kawah Bromo tidaklah mudah, kami harus menaiki ratusan anak tangga dan berdesak-desakan dengan pengunjung lain. Ya mungkin karena waktu yang kami pilih weekend kali ya jadi ramai pengunjung.
Nafas udah ngos-ngosan tapi puncak masih jauh, butuh perjuangan hehehhehe. Setelah sekitar 30 menit mendaki akhirnya sampai lah kami di kawah gunung Bromo. Kepulan asap masih terlihat, tandanya gunung ini masih aktif. Beberapa turis mancanegara terlihat disana.
Mereka sedang asik mengabadikan foto. Sekitar 10 menit diatas puncak kawah Gunung Bromo aku mengajak yang lain turun, bukan karena apa. Tapi aroma belerang yang menyengat membuat aku mulai pusing heheheh.
Selain itu atraksi yang bisa dinikmati ketika di sekitaran kawah Gunung Bromo ini adalah sahabat traveller bisa menaiki kuda hanya dengan bayar sekitar Rp. 30.000. Tak hanya itu jika waktunya tepat sahabat bisa menyaksikan upacara adat yang dilakukan oleh suku tengger. Disini juga terdapat pura yang biasa digunakan masyarakat suku tengger untuk ritual, khususnya pada saat upacara yadna kasada.
Upacara Yadna Kasada ini merupakan upacara tradisi masyarakat suku tengger yang dilakukan bertepatan dengan bulan purnama pada bulan kesepeluh penanggalan hindu. Upacara ini digelar sebagai bentuk syukur atas berkah yang diberikan kepada masyarkat suku tengger. Pada saat puncak acara mereka melakukan sedekah bumi dengan melemparkan hasil panen atau hewan ternak ke kawah Gunung Bromo.
Sesampainya di bawah, kami beristirahat sejenak . Karena perbekalan sudah habis kami memutuskan untuk membeli makanan kecil sebelum melanjutkan perjalan.

Tujuan kami selanjutnya dalah Bukit Teletubies dan lautan pasir yang sempat lewati tadi. Bukit teletubis ini terletak di kawasan Gunung Bromo yang berbatasan dengan kawasan lautan pasirnya. Hamparan padang rumputnya yang hijau ditambah ilalang yang tumbuh sungguh indah. Gak kalah dengan New Zealand.
Di bukit teletubis kita berhenti sejenak dan mengambil beberapa foto. Pokoknya surga bagi penikmat fotografi deh, soalnya setiap sudutnya oke banget buat dijadiin objek foto sahabat traveler.

Setelah puas menikmati seluruh spot di kawasan Gunung Bromo, Kami langsung tancap gas untuk kembali kerumah. Dalam perjalanan pulang kita melewati jalur yang sama dengan jalur berangkat.Jalur Tumpang.Perjalanan pulang ini dominan menuruni perbukitan.
Dan sampailah kami di Desa Tumpang, kami segera berpiah dan pulang kerumah masing-masing.
Perjalanan kali ini sangat menyenangkan, karena memberikan pengalaman baru kepada kami.Perpaduan antara keindahan alam dan kearifan budaya di kawasan Gunung Bromo membuat perjalanan kali ini terasa istimewa.
Bromo dengan segala keindahannya,mampu menyuguhkan atraksi alam yang sangat sayang untuk dilewatkan. Jika sahabat traveler sedang berkunjung ke Jawa Timur, khususnya kota Malang wajib rasanya untuk mampir sejenak di Bromo. Salah satu pesona Asia yang harus dikunjungi.
Dan jangan lupa sahabat traveler untuk selalu menjaga kelestarian alam sehingga anak cucu kita nanti masih bisa menikmatinya.





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mewujudkan Travelling Cara Aku di Negeri Para Laskar Pelangi Bareng Traveloka

  “Sadar nggak sih orang lain sering bikin kita milih untuk berpihak sama sesuatu? Disuruh mau milih ke sana atau ke sini? Ditanya lebih suk...